Self-directed Changes
A. Meningkatkan
Kontrol Diri
Meningkatkan control diri yaitu, Kontrol
diri berkaitan dengan bagaimana cara seseorang mengendalikan emosi serta
dorongan-dorongan dalam dirinya (Harlock). Biasanya berupa perubahan besar
dalam kebiasaan.
Contoh: ketika seseorang yang hobi
berbelanja apa pun itu, harus menahan diri untuk tidak berbelanja karena sikap
tersebut adalah sikap boros.
B. Menetapkan Tujuan
Saat kita sudah memutuskan untuk melakukan
perubahan diri, maka disaat itupun kita juga harus sudah menetapkan apa tujuan
dari perubahan yang kita lakukan.
Contohnya: ketika seseorang yang suka
berbelanja, harus merubah pola hidupnya dengan berbelanja yang di butuhkan
saja.
C. Pencatatan Perilaku
Pencatatan perilaku maksudnya adalah kita
mencatat hal apa saja yang bisa di rubah dari kebiasaan kita dan hasil dari
perubahan tersebut.
Contoh: jadi dari sikap boros dalam
berbelanja tadi kita mencatat semua hal yang kita rubah, seperti salah satunya
adalah membeli sesuatu yg pentingkan saja, dan mencatat hasil dari perubahan
tersebut.
D. Menyaring Anteseden Perilaku
Anteseden merupakan peristiwa yang dialami
saat ini namun peristiwa tersebut merupakan akibat dari peristiwa
sebelumnya. Menyaring anteseden berguna untuk mereview apa saja perubahan
yang telah kita lakukan dan apa saja akibat yang telah kita terima dari
perubahan tersebut.
Contoh: kita hobi memakan makanan cepat
saji, selain memakan makanan cepat saji, misalnya kita sering meminum minuman
keras. Lalu kita tuliskan kebiasan tersebut untuk di ubah menjadi lebih baik.
Dari situ mungkin kita akan berpikir sebenarnya selama ini baik atau burukkah
kebiasaan tersebut untuk kesehatan kita.
E. Menyusun Konsekuensi Yang Efektif
Jika kita sudah berhasil mengontrol kondisi
yang memicu kebiasaan kita, kita perlu meningkatkan meningkatkan pengendalian
diri, mengatur konsekuensi dari perilaku kita sehingga orang lain dapat
menerimanya.
F. Menerapkan Pencana Intervensi
Setelah melakukan penyusunan, kita dapat menerapkannya
dalam praktek perubahan diri. Apabila penyusunan yang dibuat benar-benar
matang, hal tersebut dapat mempermudah dalam melakukan penerapan pencana
intervensi dan dapat mencapai tujuan-tujuan yang kita mau.
Misalnya, menghitung berapa pengeluaran dari membeli
makanan cepat saji dalam sehari dari sebelum menerapkan tahapan ini sampai
sudah menerapkan tahap ini.
G. Evaluasi
Setelah melakukan enam tahap diatas,
evaluasi menjadi tahap akhir untuk melihat berapa besar kemajuan yang sudah
kita lakukan untuk perubahan yang lebih baik. Pastikan setiap tahapan
terpenuhi. Jika memang ada tahapan yang belum bisa terpenuhi lebih baik kita
mengulang tahapan-tahapan tersebut agar tujuan dapat tercapai dengan baik dan
mendapatkan hasil dari perubahan yang kita lakukan yang sesuai dengan harapan.
Sumber:
http://ipulord.blogspot.co.id/2012/04/self-directed-changes.html
Goleman,Daniel. (1996). Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional). Jakarta: PT Gramedia.
Komentar
Posting Komentar