Pekerjaan Dan Waktu Luang
A. Mengubah Sikap Terhadap Pekerjaan
Sikap
(attitude) merupakan salah satu bahasan yang menarik dalam kajian psikologi,
karena sikap sering digunakan untuk mera,alkam tingkah laku, baik tingkah laku
perorangan; kelompok; bahkan tingkah laku bangsa. Sikap selain dapat berbentuk
sikap perorangan (individual), juga dapat berbentuk sikap social. Sikap
individual adalah sikap yang diyakini oleh individual tertentu, sedangkan sikap
social adalah sikap yang diyakini (dianut) sekelompok orang terhadap suatu objek.
Untuk membedakan sikap dengan aspek-aspek psikis lainnya, seperti pengetahuan
(knowledge), keyakinan (belief), motif (motives), niat (intention), dan lain
sebagainya, maka dapat di lihat beberapa ciri-ciri sikap seperti dibawah ini:
1.
Sikap selalu menggambarkan
hubungan antara subyek dengan obyek. Tidak ada sikap yang tanpa obyek. Obyek
ini bias berupa benda, orang, ideology, nilai-nilai social, lembaga masyarakat,
dan sebagainya.
2.
Sikap tidak
dibawa sejak lahir, tetapi “dipelajari” dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan
latihan.
3.
Karena sikap
dapat “dipelajari”,maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun relative sulit
berubah.
4.
Sikap tidak
menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi. Misalnya saja, seorang yang suka
sate akan tetap menyukai sate meskipun ia telah kenyang makan sate.
5.
Sikap tidak
hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan obyek yang
menjadi pusat perhatiannya.
6.
Dalam sikap
tersangkut juga factor motivasi dan perasaan. Hal inilah yang membedakan dari
pengetahuan.
Pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja,melainkan
melalui kontak social terus menerus antara individu dengan individu lain di
sekitarnya. Dalam hubungan ini, factor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya
sikap adalah:
a.
Faktot Intern,
yaitu factor-faktor yang terdapat dalam diri individu, seperti selektivitas.
Penyeleksian (selektivitas) diperlukan karena rangsangan yang dating dari luar
(lingkungan) tidak seluruhnya dapt diresap oleh individu, oleh karena itu
seseorang harus memilih rangsangan-rangsangan mana yang akan “diperdalam” dan
rangsangan-rangsangan mana yang tidak ingin “diperdalam”.
b.
Factor Ekstern,
adalah factor-faktor yang terdapat diluar diri individu. Factor-faktor ini
antara lain:
·
Sifat obyek
yang dijadikan sasaran sikap.
·
Kewibawaan orang
yang mengemukakan suatu sikap.
·
Sifat
orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.
·
Media
komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan sikap.
·
Situasi pada
saat itu dibentuk.
Suatu pekerjaan memiliki tingkat kesulitan yang
berbeda-beda oleh sebab itu setiap perusahaan memiliki cara tersendiri untuk
melakukan seleksi atau penerimaan tenaga kerja baru. Didalam perusahaan juga
memiliki bidang-bidang tersendiri atau pekerjaaan yang berbeda-beda seperti
adanya seorang pemimpin perusahaan, pemimpin kepala bidang bagian (menejer),
sekretaris, karyawan, OB dan sebagainya. Suatu nilai didalam pekerjaan
merupakan hasil dari apa yang kita lakukan sepeti timbulnya kepuasan kerja,
hasil kerja yang memuaskan, prestasi yang cemerlang dan sebagainya.
Kepuasan kerja adalah tenaga
kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaanya. Locke
mencatat bahwa perasaan-perasaan yang berhubungan dengan kepuasan atau ketidak
puasan kerja cenderung lebih mencerminkan penaksiran dari tenaga kerja tentang
pengalaman-pengalaman kerja pada waktu sekarang dan lampau dari pada
harapan-harapan untuk masa yang akan datang. Ada dua unsur penting dalam kepuasan
kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar.
Ketika kita
bekerja bukan hanya kerja yang menjadi tujuan seseorang dimana orang bekerja
untuk mencari sesuatu yang di butuhkan, beberapa di bawah ini adalah tujuan
atau yang di cari seseorang dalam bekerja:
· Mencari uang
· Mencari pengembangan diri
· Mencari teman atau saran bersosialisasi
· Mencari kebanggaan atau kehormatan diri
· Sebagai sarana beribadah
Fungsi
Psikologis dari pekerjaan Psikologi dalam pekerjaan berfungsi untuk melakukan
seleksi tenaga kerja dan melakukan pememilih dan menyaring tenaga kerja yang
benar-bener sesuai dengan kriteria yang dicari oleh sebuah perusahaan. Selain
itu psikologi juga berfungsi untuk mengontol kestabilan kondisi lingkungan
kerja, maksutnya para sarjana psikologi melakukan pengamatan atas setiap
kegiatan para tenaga kerja apakah tingkat motivasi kerjanya meningkat \atau
menurun sehingga mempegaruhi tingkat produksivitas diperusahan tersebut.
B. Proses Dalam Memilih Pekerjaan
Seorang
individu membutuhkan pekerjaan untuk bertahan hidup atau memenuhi kebutuhanya
sehari-hari. Biasanya mereka memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan
keahlian yang mereka miliki. Dalam memilih pekerjaan manusia akan mau dan mampu
untuk bekerja dengan baik bilamana ia ditempatkan pada posisi dengan jabatan
yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, serta bila mana ia bisa memenuhi
kebutuhannya dengan melakukan pekerjaan itu. lni berarti bahwa perusahaan harus
bisa menempatkan orang pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya, dengan tidak lupa mempertimbangkan upaya pemenuhan
kebutuhannya.
Sebelum
di tempatkan pada posisi yang sesuai dengan minat dan kemampuanya, para calon
tenaga kerja biasanya terlebih dahulu mengikuti seleksi yang diadakan oleh
pihak perusahaan yang bertujuan untuk mencari calon tenga kerja yang memang
benar-benar menguasai keahlian didalam bidang yang dicari oleh pihak perusahaan.
ada enam tahapan yang harus dijalani oleh seorang calon tenaga kerja,
yaitu:
·
Tahap
penyerahan surat lamaran
·
Tahap wawancara
awal
·
Tahap ujian
psikotes (wawancara)
·
Tahap penilaian
akhir
·
Tahap
pemberitahuan wawancara akhir
·
Tahap
penerimaan
jika seorang
individu sudah mampu melewati semua tahapan seperti diatas maka individu
tersebut akan ditempatkan pada posisi dan porsi sesui dengan kemampuan yang ia
miliki. Apabila dalam proses melakukan kegiatan bekerja individu tersebut
merasakan tidak adanya kenyamanan dalam bekerja maka motivasi untuk
bekerjanyapun rendah, dan hasil bekerjanyapun tidak sesuai dengan harapan.
Banyak factor yang menyebabkan seseorang merasakan tidak adanya kenyamanan di
lingkungan ia bekerja,yaitu:
·
Suasana
lingkungan kerja yang berisik (seperti bekerja dipabrik).
·
Perusahan yang
selalu menuntut karyawannya untuk bekerja lembur.
·
Adanya konflik
antar sesama karyawan atau dengan atasan.
·
Jarak antara
tempat tinggal dengan kantor yang terlalu jauh
·
Gaji yang tidak
sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
·
Senioritas yang
tinggi dilingkungan kerja.
Apabila
beberapa factor diatas dirasakan oleh seorang pekerja, maka biasanya mereka
melakukan tindakan pengunduran diri dan terus melaukan pencarian pekerjan yang
benar-benar sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Kepribadian
Kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari system
psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik (khusus) dari
individu terhadap lingkungan. (Gordon W.Allport,1937). Definisi dari Allport
ini memberikan tempat yang khusus pada keunikan kepribadia yang dimiliki oleh
setiap individu, tetapi juga berusaha menggeneralisasikan system yang terdapat
pada manusia dalam upaya menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Teori-Teori Kepribadian
Secara umum ada empat (4) teori ataupun pendekatan
untuk memahami kepribadian:
1.
Pendekatan
sifat dan jenis/tipe (type and trait approaches), yang memusatkan perhatiannya
pada karakteristik manusia, seperti sifat yang malu-malu; keras kepala; dan
lain sebagainya. Serta melihat bagaimana karateristik-karakteristik tersebut
terorganisir menjadi suatu system.
2.
Pendekatan
dinamis (dynamic approaches), yang memberikan perhatian secara lebih khusus
pada interaksi yang terjadi antara motif, dorongan (impuls) dan proses-proses
psikologis
3.
Pendekatan
behavioral dan belajar (learning and behavioral approaches), yang memusatkan
perhatiannya pada kebiasaan yang diperoleh melali pengkondisian dasar (basic
conditioning) atau proses-proses belajar.
4.
Pendekatan
kemanusiaan (humanisti approaches), yang memberikan perhatian secara lebih
khusus pada diri (self) dan pentingnya cara pandang subyektif manusia terhadap
dunianya.
Penyesuaian Diri
Kemampuan
individu untuk menyamakan diri dengan harapan kelompok.individu yang sehat
mestinya mampu memahami harapan kelompok tempat individu yang bersangkutan
mejadi anggotanya dan melaukan tindakan yang sesuai dengan harapan
tersebut. Penyesuaian diri juga bias dipahami sebagai mengatur kembali
ritme hidup atau jadwal harian. Orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik
adalah orang yang dengan cepat mampu mengelola dirinya menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi. Penyesuaian diri juga sering dipahami sebagai
belajar hidup dengan suatu yang tidak dapat diubah. Orang memiliki penyesuaian
diri yang baik bila bias menerima keterbatasan yang tidak dapat diubah.
Sebenarnya dalam bahasa inggris, istilah penyesuaian diri memiliki dua kata
yang berbeda maknanya, yaitu adaptasi (adaptation) dan penyesuaian
(adjustment). Kedua istilah tersebut sama-sama mengacu pada pengertian mengenai
penyesuaian diri, tetapi memiliki perbedaan makna yang mendasar.
Kondisi Fisik Kerja
Lamanya di
perjalanan membuat seseorang telah lelah sebelum mencapai pekerjaan dan
berakibat tidak baik terhadap disiplin kerja dan produktivitas. Rancangan
kantor memberikan pengaruh pada produktivitas juga. Schultz (1982) mengajukan
suatu hasil penelitian di Amerika Serkat tentang pengaruh dari kantor yang
dirancang seperti pemandangan alam. Keluhan utama tentang kantor-kantor
‘pemandangan alam’ ini berkaitan dengan tidak adanya keleluasaan pribadi,
adanya banyak kebisingan dan kesulitan untuk berkonsentrasi. Disamping masalah
parkiran, lokai, ruang kantor, masalah rancangan ruang kerja diteliti juga
secara luas tentang factor-faktor lingkungan yang spesifik, antara lain tentang
penerangan atau iluminasi, warna, kebisingan, dan music.
Sumber:
Robbins Stephen. P – Judge Timothy A. 2008. “Perilaku Organisasi” Organizational Bahavior, Buku I, Edisi 12.
Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Komentar
Posting Komentar