Stress
A. Arti Penting Stress
1.
Pengertian Stress
·
Menurut Hans Selye, “stress adalah respons manusia yang bersifat
nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya”
(Pusdikes,Dep.Kes.1989)
·
Menurut Lazarus (1976) stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang
disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.
·
Menurut Korchin (1976) keadaan stres muncul apabila tuntutan-tuntutan yang
luar biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas
seseorang
·
Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brect (2000) bahwa
yang dimaksud stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan
oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan
maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut
Dari
pengertian stress menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa stress
merupakan gangguan yang berupa fisik maupun non fisik yang disebabkan oleh
tidak mampunya individu menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya.
2.
Efek-Efek Dari Stress
Menurut Hans Selye,
ahli endokrinologi terkenal di awal 1930 tidak semua jenis stres bersifat merugikan. Berikut adalah beberapa efek dari stress:
a.
Local Adaptation Stres.
Local Adaptation
Stress adalah ketika tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres.
Respon setempat ini contohnya seperti pembekuan darah, penyembuhan luka,
akomodasi cahaya, dan masih banyak lagi. Responnya berlangsung dalam jangka
yang sangat pendek. Karakteristik dari LAS adalah respon yang terjadi hanya
setempat dan tidak melibatkan semua system, respon bersifat adaptif sehingga
diperlukan stresor untuk menstimulasinya, respon bersifat jangka pendek dan
tidak terus menerus, dan respon bersifat restorative.
b.
General Adaptation Syndrome
General Adaptation
Syndrome adalah istilah penting dari Hans Selye yang ditemukan saat membahas
tentang stress. Menurutnya ketika organisme berhadapan dengan stressor, dia
akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha ini diatur oleh
kelenjar adrenal yang menaikkan aktivitas sistem syaraf simpatetik. Reaksi
fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress itulah yang disebut
sebagai General Adaption Syndrome. GAS terdiri dalam tiga fase :
·
Alarm reaction (reaksi peringatan)
pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor dengan baik. Apabila ada rasa
takut atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, yaitu hormon
yang mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi
bahaya mengacam ditandai dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi.
·
The stage of
resistance (reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melebihi
tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini, mulai timbul gejala-gejala psikis dan
somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan
menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor.
·
Stage of exhaustion (reaksi kelelahan).
Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan jelas. Gejala
psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal,
impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya.
3.
Faktor-Faktor Individual Dan Sosial
Penyebab Stress
a.
Faktor Individual
Tatkala seseorang menjumpai stresor dalam lingkungannya, ada dua
karakteristik pada stresor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap
stresor itu yaitu berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stresor itu dan
berapa terduganya stresor itu (predictability). Stresor disini adalah sesuatu
yang menyebabkan stres.
b.
Faktor Sosial
Selain peristiwa penting, ternyata tugas rutin sehari-hari juga
berpengaruh terhadap kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan depresi. Dukungan
sosial turut mempengaruhi reaksi seseorang dalam menhadapi stres. Dukungan
sosial mencakup dukungan emosional, seperti rasa dikasihi. Dukungan nyata,
seperti bantuan atau jasa, dan dukungan informasi, misalnya nasehat dan
keterangan mengenai masalah tertentu.
B. Tipe-Tipe Stress Psikologis
1.
Tekanan
Tekanan timbul dalam kehidupan sehari-hari dan dapat berasal dalam
diri individu. Tekanan juga dapat berasal dari luar diri individu.
2.
Frustasi
Muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu tujuan.
Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan
ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian, pengangguran, perselingkuhan,
dll).
3.
Konflik
Ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam
keinginan, kebutuhan atau tujuan. Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga
bagian yaitu approach-approach conflict, approach-approach avoidant conflict,
avoidant-avoidant conflict.
4.
Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi individu merasakan kekhawatiran,
kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai
kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.
C. Symptom-Symptom Responses Terhadap
Stress
Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu
yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia
rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing
dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang
ada. Berikut mekanisme pertahana diri (defense
mechanism) yang biasa digunakan individu untuk dijadiakan strategi saat
menghadapi stress:
a.
Indentifikasi
Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan individu
untuk menghadapi orang lain dngan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin
serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut. Misalnya seorang
mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiiliki kepribadian yang
menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut
akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.
b.
Kompensasi
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di bidang
tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki
nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi olah raga yang ia
miliki sangatlah memuaskan.
c.
Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan
orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan
serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan
pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat
upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara dan
menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
d.
Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang
peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan
yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima
oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang
disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
e.
Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan
sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan
diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi lebih rendah daripada
rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namun ia berkata
temannyalah yang tidak menyukainya.
f.
Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam pribadi dirinya
sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seoarang wanita mencintai seorang
pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.
g.
Reaksi konversi
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau
mengembangkan gejala fisik. Misalkan belum belajar saat menjelang bel masuk
ujian, seorang anak wajahnya menjadi pucat dan berkeringat.
h.
Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak
dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan
sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan
kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya tadi siang.
i.
Supresi
Supresi yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat
diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang
menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak
membicarakan hal itu lagi.”
j.
Denial
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya seorang penderita diabetes memakan
semua makanan yang menjadi pantangannya.
k.
Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku seseorang yang
apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan
lingkunganya. Misalnya artis yang sedang digosipkan berselingkuh, karena malu
maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
l.
Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi
konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfntasi, misalnya dengan
lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memiliki keberanian untuk menyatakan
rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
m.
Negativisme
Adalah perilaku seseorang yang selalu
bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji.
Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah.
n. Sikap
mengkritik orang lain
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan
kritikan-kritikan. Perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka).
Misalkan seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu
argument saat rapat berlangsung.
Selain mekanisme pertahanan diri yang digunakan untuk
mengatasi serta mengurangi stress yang timbul karena adanya stressor, individu
dapat juga menggunakan berbagai strategi coping yang spontan untuk mengatasi
stress “minor”.
Coping strategy merupakan koping yang digunakan individu secara sadar dan
terarah dalam mengatasi sakit atau stressor
yang dihadapinya. Metode koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa
relaksasi. Jika individu menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok
dengan stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak akan menimbulkan
sakit (disease), tetapi stressor tersebut akan menjadi suatu
stimulan yang memberikan wellness dan
prestasi.
Untuk mengatasi stres “minor”, individu dapat
melakukan berbagai macam koping spontan dan sederhana. Tidak perlu memerlukan
banyak biaya dan waktu yang dikorbankan. Stres “minor” merupakan stres yang
tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap individu yang merasakannya. Misalnya
seperti kecelakaan, mendapat nilai yang buruk di rapot, telat datang ke kantor,
dan lain sebagainya.
Biasanya jika tingkat stres yang dirasakan individu
cukup parah, peranan obat/medikasi sangat membantu. Namun terlalu banyak
mengkonsumsi obat-obatan di saat stres juga tidak baik pengaruhnya bagi
kesehatan fisik.
Ada beberapa teknik terapi yang dicobakan untuk mengatasi
stres. Biofeedbacknadalah suatu
teknik untuk mengetahui bagian tubuh mana yang terkena stres dan kemudian
belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang cukup
rumit, gunanya sebagai feedback atau
umpan balik terhadap bagian tubuh tertentu. Biofeedback
kurang efektif untuk digunakan secara praktis.
Untuk mengatasi stres minor, individu dapat mengatur
istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur. Karena cara hidup yang teratur
dapat membuat orang jarang mengalami stres.
Relaksasi dan meditasi juga salah satu cara untuk
mengurang stres “minor”. Dengan merasa rileks, seseorang dapat lebih tajam
untuk mengetahui bagaian tubuh mana yang mengalami stres lalu mengembalikan
kondisi tubuh ke kondisi semula. Selain iu meditasi juga memiliki keuntungan
lain seperti konsentrasi menjadi lebih tajam dan pikira menjadi lebih tenang.
Namun dari semua strategi yang ada, menguah sikap
hidup merupakan strategi yang paling ampuh untuk mengurangi stres yang
dirasakan. Dengan mengubah pikiran negatif menjadi positif orang bisa merasa
lebih baik dalam menghadapi stressornya. Orang juga merasa ikhlas dalam
menjalani setiap masalah yang akan terus ada dalam hidupnya.
Strategi koping yang berhasil mengatasi stres harus
memiliki empat komponen pokok:
· Peningkatan kesadaran terhadap
masalah: mengetahui dan memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi
situasi yang tengah berlangsung.
· Pengolahan informasi: suatu
pendekatan dengan cara mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan
diredam. komponen ini meliputi pengumulan informasi dan pengkajian sumber daya
yang ada untuk memecahkan masalah.
· Pengubahan perilaku: suatu tindakan
yang dipilih secara sadar dan bersifat positif, yang dapat meringankan,
meminimalkan, atau menghilangkan stressor.
· Resolusi damai: suatu perasaan bahwa
situasi telah berhasil di atasi.
D.
Pendekatan “Problem-Solving”
Terhadap Stress
Salah satu cara dalam menangani stress yaitu menggunakan metode biofeddback, tekniknya
adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar
untuk menguasainya. Tekhnik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit
sebagai Feedback. Melakukan sugesti untuk diri sendiri juga dapat lebih efektif
karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendri. Berikan sugesti-sugesti
yang positif, semoga cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara
spiritual (mengarah pada Tuhan).
Meningkatkan Toleransi
Stress
Menigkatkan toleransi terhadap stress dengan cara menigkatkan keterampilan
/ kemampuan diri sendiri, baik secara fisik maupun psikis, misalnya secara
psikis : menyadarkan diri sendiri bahwa stress memang selalu ada dalam setiap
aspek kehidupan dan dialami oleh setiap orang, walaupun dalam bentuk dan
intesitas yang berbeda. Secara fisik : mengkonsumsi makanan dan minuman yang
cukup gizi, menonton acara-acara hiburan di televisi, berolahraga secara
teratur, melakukan tai chi, yoga, relaksasi otot, dan sebagainya.
Sumber:
Schultz,
Duane. (2011). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta:Kanisius.
Basuki, Heru.
(2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Komentar
Posting Komentar