Penyesuaian Diri Dan Pertumbuhan Personal



A.    Penyesuaian Diri



Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment ataupersonal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh seseorang akan berdampak juga pada pertumbuhan personalnya. Jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan sekitarnya apalagi di lingkungan baru, maka pertumbuhan personalnya juga akan mengalami peningkatan.
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui  bahwa penyesuaian yang sempurna tidak pernah tercapai. Penyesuaian yang sempurna terjadi jika manusia/individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya dimana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan di mana semua fungsi organisme/individu berjalan normal. Sekali lagi, bahwa penyesuaian yang sempurna seperti itu tidak pernah dapat dicapai. Karena itu penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat dan manusia terus-menerus berupaya menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapaipribadi yang sehat.
Dalam proses penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi, dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan. Apakah seseorangberhadapan dengan penyesuaian sehari-hari yang sederhana, atau seuatu penyesuaian yang rumit, terdapat suatu pola dasar yang terdiri dari elemen-elemen tertentu. Contoh: seorang anak yang membutuhkan rasa kasih sayang dari ibunya yang terlalu sibuk dengan tugas-tugas lain. Anak akan frustasi dan berusaha sendiri menemukan pemecahan untuk mereduksi ketegangan/ kebutuhan yang belum terpenuhi. Dia mungkin mencari kasih sayang di mana-mana, atau mengisap jarinya, atau bahkan tidak berupaya sama sekali, atau makan secara berlebihan, sebagai respon pengganti bila kebutuhan-kebutuhan tidak terpenuhi secara wajar. Dalam beberapa hal, respon pengganti tidak tersedia,  sehingga individu mencari suatu respon lain yang akan memuaskan motivasi dan mereduksi ketegangan.
Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri memiliki dua aspek, yakni penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri demi tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungannya. Sedangkan,  kemampuan untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku didalam masyarakat guna diterima dalam lingkungannya.
Karakteristik
Penyesuaian diri yang positif menurut Supriyo (2008:91) adalah:
·         Mampu memerima dan memahami diri baik kelebihan dan kekurangan.
·         Mampu menerima dan menilai kenyataan diluar dirinya secara objektif.
·         Mampu bertindak sesuai dengan potensi.
·         Memiliki perasaan aman yang memadai.
·         Rasa hormat dan mampu bertindak toleran kepada sesama.
·         Bersikap terbuka dan sanggup menerima umpan balik.
·         Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi.
·         Mampu bertindak sesuai norma yang berlaku, serta selaras dengan hak dan kewajibannya.


B.    Pertumbuhan Personal



Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang normal. Proff Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung secara terus-menerus.

1.     Penekanan Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan dimana diferensiasi, artikulasi dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.

2.       Variasi dalam Pertumbuhan
Dalam variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.

3.       Kondisi-Kondisi untuk Bertumbuh
Kondisi jasmani  seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menyesuaikan diri nya.

Carl Roger (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
·         Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
·         Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali, dan
·         Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
           a)      Faktor biologis
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
           b)      Faktor geografis
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
           c)       Faktor budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga. Selain itu, ada satu hal yang tidak kalah penting berkaitan dengan penyesuaian diri dan pertumbuhan personal adalah komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka penyesuaian diri dan pertumbuhan personal seseorang juga akan berjalan baik.

4.       Fenomenologi Pertumbuhan
Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan“ yang di persepsikan dan diinterpretasi secara subyektf. Setiap, orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. “alam” pengalaman setia yang berbeda dari alam pengalam orang lain (Brower. 1983 : 14). Fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan – tulisan Carl Rogers, yng boleh disebut sebagai bapak psikologi Humanistik. Carl Rogers menggaris besarkan pandangan humanistik sebagai berikut (kita pinjam dengan sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen. 1974 :33).




Sumber:
Semium, Yustinus (2006) Kesehatan mental 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Yogyakarta.
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Komentar

Postingan Populer